Kamis, 17 Januari 2013

KONTROVERSI KUNJUNGAN KERJA KE GERMANY




Banyak masyarakat atau pejabat-pejabat melakukan kunjungan kerja selalu saja ada yang pro dan ada yang kontra yang dinilai menghambur-hamburkan uang. Bahkan masyarakat yang melakukan kunjungan kerja tidak terlihat menguasai bahasa asing, sehingga tidak terbentuk dialog dua arah yang mendalam, lancar dan sederajat.
Menurut Verband Deutsch-Indonesischer Fachkraefte Ahli dan Sarjana Indonesia jerman (IASI ) memiliki pandangan sendiri mengenai kunjungan masyarakat /pejabat-pejabat ke jerman itu. Contohnya kunjungan anggota DPR RI ke luar negeri selalu menjadi sasaran kritik masyarakat karena dianggap kurang bermanfaat. Seperti halnya kunjungan ke jerman untuk menyusun RUU  keinsinyuran baru-baru ini.
Kontroversi kunjungan kerja ke germany organisasi- organisasi menetepkan standardisasi dan pedoman untuk hal-hal yang berkaitan dengan kualitas kerja keinsinyuran di jerman, misalnya standarisasi produk, proses, metode, atau definisi istilah untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas kerja para insinyur sehingga kapasitas dan kopentensi mereka meningkat.
Seorang insinyur harus mendapat otoritas dari pemerintah agar dapat mengerjaka pekerjaan-pekerjaan tertentu tersebut terutama pekerjaan yang menyangkut keselamatan hidup orang banyak.
RUU Keinsinyuran Indonesia perlu menekankan adanya sinergi antara pendidikan tinggi dengan dunia keprofesian/industry di Indonesia. Dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan perguruan tinggi Indonesia, selain juga menjadi basis kuat dalam standardisasi kualifikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar